Jahiliyyah itu dalam erat
gigitanmu. Tak rela melepaskan!
Ya, jahiliyyah itu manis rasanya. Enak. Entah dari
mana datang sedapnya. Tapi ia tetap enak. Sungguh enak.
Masakan engkau mahu melepaskannya? Sudah pasti yang
enak itulah gula dalam liku hidupmu. Yang menaburkan seribu kemanisan. Kerana
itulah yang engkau rasai, nikmati, hayati. Dan itulah yang membina pedoman
hidupmu, itulah yang memacu pengabdian hatimu.
Wahai hati,
Engkau mengigit jahiliyyah, dalam naluri insaniyah.
Demi jahiliyyah, engkau ketepikan Robbaniyah.
Dalam engkau meniti hari-hari baru, engkau mengira
kematangan dirimu. Engkau menilai harga hatimu, rupanya peti kosong tidak
berisi. Dari mana rasa manismu itu? Entah.
"Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)? (5:50)
Jahiliyyah itu benar. Ia benar dalam catitan
seerah. Ia dibicarakan bukan calang-calang kitab, malah mukjizat keagungan
Rasul Allah.
Sedar tidak sedar,
bukan mudah menanggalkan karat jahiliyyah itu. Andai ia berkarat dalam hati,
maka penantiannya hanyalah sekeping hati yang mati!
Ada benarnya, mengapa
tidak kita duduk senang lenang mewarisi sucinya agama Allah, habis disapu
segala jahiliyyah dalam penat lelah usaha Rasulullah saw dan
pendukung-pendukungnya?
Marhalah kini adalah
marhalah Mekah. Itulah marhalah pertama
da'wah Islam itu bermula. Dikala asingnya da'wah itu sendiri ditengah-tengah
jahiliyyah, tekanan golongan kufur dengan seluruh kekuatannya ke atas mereka,
dan sedikitnya bilangan mukmin yang mendapat cahaya haq.
Dan dihari ini, tiada
bezanya. Kembalinya kita pada marhalah
yang sama. Rodanya berputar semula!
Mungkin sudah
ketetapan, manusia itu mudah dinodakan. Seindah mana sebuah pelayaran, air laut
yang terpercik, tetap manis dirasakan.
Andai engkau seorang
da'ie, jagalah hati jangan ia berkarat lagi. Da'ie yang membawa hati perlu
menjadikan dirinya perisai pertama dan utama, malah dialah pelari pecut yang
meluru meninggalkan sisa-sisa kabur dan palsu itu.
Maka tidaklah terpilih
Muhammad itu menjadi Rasul Allah, melainkan atas nalurinya sendiri untuk
mencari pedoman hati yang benar dan hakiki. Dan akhirnya dia pilihan Allah,
setelah tertanam benci pada jahiliyyah itu sendiri.
Sinar wahyu tidak
boleh dicampuri jahiliyyah! Kerana wahyu itulah peluru yang membunuhnya!
Maka engkau du'at yang
membawa segenap peluru wahyu itu, jelaskan pada dirimu dimana sasarannya.
Janganlah ia menembusi dirimu sendiri!
Kematangan dalam toriqud
da'wah ini, bukanlah dinilai dek usia yang berjalan. Jalan ini jalan terpanjang yang dilalui, sampai ke tua belum pasti itu
pengakhirannya. Bagi aku dan mungkin dirimu, kita masih muda melangkah. Terlalu
banyak yang perlu kita pelajari, terlalu hebat ujian Allah yang belum kita
harungi.
Namun aku yakin, dan
engkau turut begitu, bahwa janji Allah tidak pernah dimungkari.
"Sentiasa akan ada satu golongan dari umatku yang menegakkan kebenaran. Mereka tidak akan tergugat oleh sesiapa pun yang menentang mereka, sehingga datanglah hari Kiamat dan mereka tetap di dalam keadaan mereka"(Sahih Muslim)
Tegakkanlah daulah Islam di
dalam hatimu, supaya ia tegak di atas bumi kamu
(Imam Hassan
Al-Hudhaibhi rahimahullah)
0 komentar:
Post a Comment